Jumat, 21 Oktober 2016

JIKA SAATNYA TIBA


pagi itu, minggu ke sekian yang aku tunggu-tunggu. setelah beberapa minggu kau alfa menemuiku. kau sibuk akhir-akhir ini, pekerjaanmu memang aku tahu menjadi prioritasmu saat ini. aku menyingkir, mengalah. toh ini semua demi kebaikanmu dan mungkin kebaikan kita.
rasanya memang agak aneh, aku yang duu sering bercerita ini itu, merengek minta kau temani kesana kemari atau sekedar bermanja-manja denganmu harus mulai terbiasa mandiri. ya aku mengerti, setidaknya pekerjaanmu tidak membuatmu lupa bahwa di dunia ini masih ada aku. kau masih menghubungiku, walau tak sesering dulu. sungguh aku paham betul situasinya.
tapi, 
tapi....
tapi.......
aku sakit, aku butuh dukunganmu, setidaknya semangat dan perhatianmu. aku takut, kalau-kalau Tuhan menginginkanku. aku takut tak sempat bercerita padamu, pasti kau marah besar. karena yang aku tahu kau seperti itu.
sore yang aku tunggu tiba, kau menjemputku di rumah. mengajakku untuk pergi ke kedai kue favorit kita. meski mama melaangku pergi karena aku belum pulih betul, aku tetap ngeyel tak mau dengar. karna aku percaya bahwa dengan hanya menatapmu aku sudah baik-baik saja.
kau bertanya mengapa aku kurusan. hem... ya, aku sudah mulai kehilangan nafsu makan, bahkan saraf di lidahku sepertinya hanya menyecap rasa pahittt saja. baru saja aku ingin cerita tentang sakit ini, au menyela dan menuduhku diet ketat. "aku suka kok kamu yang chubby", katamu. oh oke aku urungkan niat dengan dusta dan bilang akan berjanji rajin makan padamu.
kau tak sepeka dulu, tidakkah kau lihat bahwa pucat kulitku, menyusut bobot tubuhku, adanya kantung dimataku bukan karena aku diet ketat dan kurang istirahat? aku sakit, tapi seperti yang kau selalu suka, aku akan selalu tersenyum padamu. aku akan selalu mendengarkan ceritamu, ya aku tetap aku Si Pendengar yang baik.
kau bercerita tentang suasana kantormu, tentang boss-mu, juga rekan kerjamu. ohya, kau juga bercerita bagaimana si klien yang berasal dari India itu memarahimu hanya karena lupa menanyakan dia sudah makan atau belu. persis seperti gala bollywood yang sering aku tonton katamu. 
tiga jam bersamamu mungkin tidak cukup untuk melunturkan kerinduan yang aku tahan lebih dari tiga minggu. ya mungkin aku belum terbiasa. tapi kau tahu? aku akan baik-baik saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar